Tantangan literasi keuangan dan masalah perekonomian di indonesia menjadi momok utama penyebab warga berjudi salah satu penyebab utama terjadi nya judi online adalah tanttangan literasi keuangan di kalangan masyarakat. Meskipun inklusi keuangan akses pada masyarakat terhadap layanan keuangan terus meningkat, masih hal ini menyebabkan banyak akan pemahaman mengenai pengelolaan keuangan dan resiko keamanan yang kurang tegas dan siap dalam menghadapi berbagai resiko finansial, termasuk bahaya yang diakibatkan oleh judol atau judi online.
Solusi Untuk mengatasi Judi Online di Indonesia
Pemerintah melalu menteri informasi dan komunikasi (kominfo) telah mengambil langkah besar dengan memblokir halaman judol lebih dari 2.432.000 situs judi online situs judi online perjuli tahun 2024. Langkah ini diharapkan bisa mengurangi perputaran uang judi online hingga 39 triliun rupiah. Namun ini hanya bagian dari solusi atau pendapat yang diperlukan untuk mengatasi atau memberantas judi online atau biasa di sebut judol.
1. Meningkatkan Keuangan Literasi
Literasi keuangan yang baik dapat membantu masyarakat memahami resiko dan dari pengelolaan keuangan pribadi, Dengan literasi keuangan yang meningkat , individu lebih mampu membuat membuat keputusan finansial yang bijak dan menghindari kecenderungan untuk mencari jalan pintas seperti judi online. Pendidikan tentang pengelolaan uang dan manajemen utang itu perlu diperluas untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang riesiko yang terlibat.
2. Komitmen platform Media Sosial
Platform media sosial memiliki peran penting dalam mengatur dan membatasi pada pada konten judol atau judi online di kanal mereka harus memperketat kebijakan komunitas mereka dan meningkatkan pengawasan terhadap konten yang melanggar aturan . Ini termasuk mencegah promosi Judi Online dan memastikan konten tersebut tidak mudah di akses oleh pengguna.
3. Membangun Kolaborasi dalam ekosistem keuangan yang sehat.
Berdasarkan laporan pusat tranksaksi keuangan atau perputaran uang dari judi onlinje pada 2023 mencapai rp 321 triliun. Sedangkan responden mengatakan mereka yang terlibat dalam judi online lebih suka menggunakan e-wallet untuk bertranksaksi.
Ini menunjukan bahwa industri keuangan termasuk penyedia e- wallet dan lembaga keuangan pemerintah , memiliki tanggung jawab untuk membatasi akses keuangan untuk judol atau judi onle, Baik pemerintah maupun penyedia jasa pembayaran atau penyelengara sistem pembayar (Pip) dan seluruh pelaku terkait harus bekerja sama dalam mendorong literasi keuangan mendukung perubahan yang ketat dan memastikan ekosistem keuangan digital tetap aman dan kondusif.
4. Berpartisipasi Masyarakat dan kepuedulian dari orang-orang terdekat kita.
Masyarakat bisa menggunakan berbagai untul melaporkan konten judol seperti email kepada kominfo selain itu dukungan dari orang terdekat sangat penting untuk membantu individu yang beresiko dalam judi online. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk pemberantasan judol dan pinjol masih menghadapi tantangan dalam masalah ekonomi yang mendasar. Ketersediaan lapangan kerja akses pendidikan serta perbaikan sistem jaminan sosial adalah beberapa faktor yang penting harus di awasi diperhatikan untuk mengatasi permasalahan.
Kesimpulan
Mari sama sama kita menyadarkan betapa bahaya nya judi online untuk jangka panjang.